PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Daerah Bangka Belitung (PLN Babel) sudah menjalankan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Pulau Tinggi, Bangka Selatan.
Atas kesuksesan operasi itu, dengan warga, PLN Babel sukses mengganti sampah jadi listrik. Dengan demikian, sumber energi terbarukan bisa digunakan oleh warga.
“Puji Sukur sekarang ini kita dapat bawa pelet sampah untuk kita eksperimen di pulau tinggi yang sejuk, green serta hijau ini. Bijih sampah yang sumbernya dari warga diproses jadi energi listrik. Ini ialah sumber yang terbarukan,” jelas Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi dalam penjelasannya, Selasa (29/9/2020).
Agung menerangkan, faksinya sudah mempersiapkan mesin memiliki 16 kW yang bisa memproses bijih sampah jadi gas sintetik. Seterusnya masuk ke mesin PLTG gas hingga dapat keluarkan energi listrik.
“Dengan adanya ini PLN sukses lakukan penghematan ongkos inti pengadaan tenaga listrik, jika awalnya konsumen setia dilistriki memakai solar rerata seputar Rp. 4.900 per 1 kWh jika saat ini dapat jadi Rp. 1.400-an, semakin lebih murah,” katanya.
Dengan skema operasi 24 jam, diperlukan 400 kg pelet sampah /hari, atau 12.000 kg pelet sampah per bulan, atau 144.000 kg pelet sampah per tahun. Ini mempunyai potensi kurangi timbunan sampah yang berada di warga.
Dengan Barisan Swadaya Warga (KSM) Sekar Rukun, Camat Tobali Sumindar menggerakan warga untuk kumpulkan sampah, selanjutnya memprosesnya jadi pelet. Sampah disatukan dari pasar serta rumah tangga. Ada proses pemilahan dari sana sampai seterusnya diproses jadi pelet sampah.
“Sesudah 5 hari, sampah mulai akan terlihat padat serta beralih warna dan beralih bentuk,” jelas ketua KSM Sekar Rukun, Misdi.
Proses setelah itu memproses peyeum-peyeum sampah itu jadi pelet sampah.
“Kemudian sampah digiling bersama di mesin penggilingan pertama selanjutnya masuk ke mesin penggilingan ke-2. Nah, yang ke-2 itu yang bisa menjadi pelet. Pelet itu kita jemur sampai pada kekeringan minimal 80 % sampai 90 %. Sesudah kering, pelet selanjutnya dikemas ke karung serta siap untuk ditimbang untuk dibuat bahan bakar pembangkit,” tambah Misdi.
Sekarang ini KSM Sekar Rumpun memproses rerata seputar 100 kg sampah /hari. Dengan penilaian dengan cara periodik, kemampuan ini tetap akan dinaikkan bersamaan dengan terciptanya pola tata niaga pemrosesan sampah yang makin baik.
Lebih dari itu, faksinya mengharap pulau tinggi bisa betul-betul “green”, yakni disuplai dari sumber energy baru terbarukan.
“Kita akan bangun terus ke sejumlah pulau lagi di Bangka serta Belitung. Sebab kita punyai mimpi Babel Green. Energi masih ada, tetapi sumbernya dari Babel tersebut” sebut Agung.
Sesaat lagi Jakarta akan punyai tempat pengendalian sampah sekaligus juga pembangkit tenaga listrik. Project yang namanya Intermediate Treatment Facility itu dibuat di teritori Sunter.